NAMA GERAKAN
|
PENJELASAN
|
BUDI UTOMO
|
|
Tujuan
|
Tujuan Budi Utomo adalah
memperoleh kemajuan yang harmonis bagi nusa dan bangsa Jawa dan
Madura. Pada waktu itu ide persatuan seluruh Indonesia
belum dikenal. Karena itu yang dikehendaki Budi Utomo, hanyalah
perbaikan sosial yang meliputi Jawa dan Madura, juga kata kemerdekaan
sama sekali belum disebut. Untuk melaksanakan tujuan tersebut
ditempuh beberapa usaha:
(1) Memajukan pengajaran
sesuai dengan apa yang dicita citakan dr. Wahidin. Ini merupakan
usaha pertama untuk mencapai kemajuan bangsa;
(2) Memajukan pertanian,
peternakan, perdagangan. Jadi sudah dimengerti bahwa kemajuan harus
juga meliputi bidang perekenomian;
(3) Memajukan teknik
dan industri, yang berarti bahwa ke arah itu sudah menjadi
cita-cita;
(4) Menghidupkan
kembali kebudayaan.
|
Faktor perkembangan
|
a. Pihak kanan, berkehendak
supaya keanggotaan dibatasi pada golongan terpelajar saja, tidak bergerak
dalam lapangan politik dan hanya membatasi pada pelajaran sekolah saja.
b. Pihak kiri, yang jumlahnya lebih kecil terdiri dari kaum muda berkeinginan
ke arah gerakan kebangsaan yang demokratis, lebih memerhatikan nasib rakyat
yang menderita.
|
Faktor bubarnya organisasi
|
a. Budi Utomo cenderung memajukan pendidikan untuk
kalangan priyayi daripada penduduk umumnya.
b. Lebih mementingkan pemerintah kolonial Belanda dari pada kepentingan
rakyat Indonesia.
c. Menonjolnya kaum priyayi yang lebih mengutamakan jabatan menyebabkan kaum
terpelajar tersisih.
|
Apakah bersikap kooperatif atau
non-kooperatif dengan Belanda
|
Bersikap kooperatif
|
Politik, Ekonomi, Budaya, Agama
|
a. Melancarkan isu pentingnya pertahanan sendiri
dari serangan bangsa lain.
b. Menyokong gagasan wajib militer pribumi.
c. Mengirimkan komite Indie Weerbaar ke Belanda untuk pertahanan Hindia.
d. Ikut duduk dalam Volksraad (Dewan Rakyat).
e. Membentuk Komite Nasional untuk menghadapi pemilihan anggota volksraad.
|
SERIKAT ISLAM
|
|
Tujuan
|
- Mengembangkan jiwa dagang.
- Membantu anggota-anggota yang mengalami kesulitan
dalam bidang usaha.
- Memajukan pengajaran dan semua usaha yang mempercepat
naiknya derajat rakyat.
- Memperbaiki pendapat-pendapat yang keliru mengenai
agama Islam.
- Hidup menurut perintah agama.
|
Faktor perkembangan
|
Pada
mulanya Sarekat Islam adalah sebuah perkumpulan para pedagang yang bernama
Sarekat Dagang Islam (SDI). Pada tahun 1911, SDI didirikan di kota Solo oleh
H. Samanhudi sebagai suatu koperasi pedagang batik Jawa. Garis yang diambil
oleh SDI adalah kooperasi, dengan tujuan memajukan perdagangan Indonesia di
bawah panji-panji Islam. Keanggotaan SDI masih terbatas pada ruang lingkup
pedagang, maka tidak memiliki anggota yang cukup banyak. Oleh karena itu agar
memiliki anggota yang banyak dan luas ruang lingkupnya, maka pada tanggal 18
September 1912, SDI diubah menjadi SI (Sarekat Islam).
Organisasi Sarekat
Islam (SI) didirikan oleh beberapa tokoh SDI seperti H.O.S Cokroaminoto,
Abdul Muis, dan H. Agus Salim. Sarekat Islam berkembang pesat karena
bermotivasi agama Islam.
Kecepatan
tumbuhnya SI bagaikan meteor dan meluas secara horizontal. SI merupakan
organisasi massa pertama di Indonesia. Antara tahun 1917 sampai dengan 1920
sangat terasa pengaruhnya di dalam politik Indonesia. Untuk menyebarkan
propaganda perjuangannya, Sarekat Islam menerbitkan surat kabar yang bernama
Utusan Hindia.
Pada
tanggal 29 Maret 1913, para pemimpin SI mengadakan pertemuan dengan Gubernur
Jenderal Idenburg untuk memperjuangkan SI berbadan hukum. Jawaban dari
Idenburg pada tanggal 29 Maret 1913, yaitu SI di bawah pimpinan H.O.S
Cokroaminoto tidak diberi badan hukum. Ironisnya yang mendapat pengakuan
pemerintah kolonial Belanda (Gubernur Jenderal Idenburg) justru cabang-cabang
SI yang ada di daerah. Ini suatu taktik pemerintah kolonial Belanda dalam
memecah belah persatuan SI. Bayangan perpecahan muncul dari pandangan yang berbeda
antara H.O.S Cokroaminoto dengan Semaun mengenai kapitalisme. Menurut Semaun
yang memiliki pandangan sosialis, bergandeng dengan kapitalis adalah haram.
Dalam kongres SI yang dilaksanakan tahun 1921, ditetapkan adanya disiplin
partai rangkap anggota. Setiap anggota SI tidak boleh merangkap sebagai
anggota organisasi lain terutama yang beraliran komunis.
|
Faktor bubarnya organisasi
|
Akhirnya SI pecah menjadi dua
yaitu SI Putih dan SI Merah.
a. SI Putih, yang tetap berlandaskan nasionalisme dan Islam. Dipimpin oleh
H.O.S. Cokroaminoto, H. Agus Salim, dan Suryopranoto yang berpusat di
Yogyakarta.
b. SI Merah, yang berhaluan sosialisme kiri (komunis). Dipimpin oleh Semaun,
yang berpusat di Semarang.
|
Apakah bersikap kooperatif atau
non-kooperatif dengan Belanda
|
Bersikap kooperatif
|
Politik, Ekonomi, Budaya, Agama
|
Politik ekonomi yang dilakukan
Syarikat Islam Surakarta untuk mengimbangi dominasi pedagang Cina dilakukan
dengan empat cara yaitu: Pertama, pembinaan ekonomi lemah brupa pemberian
kredit modal serta bimbingan dan penyuluhan menejemen administrasi
perusahaan. Kedua, pembangunan koperasi dimasing-masing kecamatan serta
masing-masing bagian sub usaha masyarakat. Ketiga, mendirikan took-toko.
Keempat, perbaikan nasib buruh. Fase-fase perjuangan yang dilakukan Syarikat
Islam dalam menghadapi dominasi pedagang Cina dilakukan dengan dua tahap.
Pertama, tahap konsolidasi yang menitik beratkan pada reorganisasi. Kedua,
tahap diplomasi dan aksi adalah upaya yang ditempuh Syarikat Islam Surakarta
dengan jalan negosiasi, membangun relasi dagang dengan poedagang selain Cina
serta melakukan aksi.
|
INDISCHE PARTIJ
|
|
Tujuan
|
Indische Partij adalah untuk
membangunkan patriotisme semua indiers terhadap tanah air. IP menggunakan
media majalah Het Tijdschrifc dan surat kabar ‘De Expres’ pimpinan E.F.E
Douwes Dekker sebagai sarana untuk membangkitkan rasa kebangsaan dan cinta
tanah air Indonesia. Tujuan dari partai ini benar-benar revolusioner karena
mau mendobrak kenyataan politik rasial yang dilakukan pemerintah kolonial.
|
Faktor perkembangan
|
Sebagai persiapan pendirian
Indische Partij hal yang dilakukan Douwes Dekker adalah melakukan beberapa
pertemuan dengan tokoh-tokoh besar dan lembaga lainnya yang mendukung
perjuangannya seperti dokter Tjipto Mangunkusumo, Suwardi Suryaningrat, Abdul
Muis, Redaktur surat kabar Tjahaya Timoer dan beberapa tokoh serta redaktur
surat kabar lainya. Yang kesemuanya mendukung berdirinya Indische Partij
sebagai organisasi pelopor gerakan revolusioner berdasarkan pada konsepsi
nasional yang luas. Hal ini terjadi karena Budi Utomo dan Sarekat Islam belum
mampu menunjukkan gerak revolusionernya.
|
Faktor bubarnya organisasi
|
Karena
tindakan dari komite ini maka Douwes Dekker,dr. Tjipto Mangunkusumo, dan
Suwardi Suryaningrat dibuang ke Belanda sebagai hukuman. Setelah kepergian
ketiga tokoh tersebut maka perlahan tapi pasti akhirnya Indische Partij mulai
menurun, yang pada akhirnya berganti nama menjadi Partai
Insulinde. Azas yang digunakan adalah mendidik suatu nasionalisme
Hindia dengan memperkuat cita-cita persatuan bangsa.
Namun
karena pengaruh yang kuat dari Partai sarekat Islam banyak tokoh yang mulai
berganti haluan dan membuat Partai Insulinde menjadi lemah. Sejak kedatangan
Douwes Dekker pada tahun 1918 dari pembuangan ternyata tetap saja tidak
membawa pengaruh yang signifikan, pada akhirnya tahun 1919 berganti nama lagi
menjadi National Indische Partij akan tetapi tidak
memiliki pengaruh yang kuat yang kemudian hanya menjadi wadah perkumpulan
para pelajar saja.
|
Apakah bersikap kooperatif atau
non-kooperatif dengan Belanda
|
Bersikap nonkooperatif
|
Politik, Ekonomi, Budaya, Agama
|
Indische Partij berdiri sebagai
suatu organisasi yang radikal dan merupakan partai politik pertama di
Indonesia yang berdasarkan jiwa nasionalisme yang tinggi untuk mencapai
kemerdekaan Indonesia sebagai national home bagi semua
ketrurunan bumiputra, belanda, cina, arab, dan lain sebagainya, yang mengakui
Hindia sebagai tanah air dan kebangsaanya. Inilah paham yang dahulu disebut Indisch
Nationalisme yang pada hari kemudian menjadi paham dari
Perhimpunan Indonesia dan PNI.
|
ISDU / PKI
|
|
Tujuan
|
Partai Komunis Indonesia (PKI)
secara resmi berdiri pada tanggal 23 Mei 1920. Berdirinya PKI tidak terlepas
dari ajaran Marxis yang dibawa oleh Sneevliet. Ia bersama teman-temannya seperti
Brandsteder, H.W Dekker, dan P. Bergsma, mendirikan Indische Social
Democratische Vereeniging (ISDV) di Semarang pada tanggal 4 Mei 1914.
Tokoh-tokoh Indonesia yang bergabung dalam ISDV antara lain Darsono, Semaun,
Alimin, dan lain-lain. PKI terus berupaya mendapatkan pengaruh dalam
masyarakat. Salah satu upaya yang ditempuhnya adalah melakukan infiltrasi
dalam tubuh Sarekat Islam. Infiltrasi dapat dengan mudah dilakukan karena ada
beberapa faktor berikut.
a. Adanya kemelut dalam tubuh SI, di mana pemerintah Belanda lebih memberi
pengakuan kepada cabang Sarekat Islam lokal.
b. Adanya disiplin partai dalam SI, di mana anggota SI yang merangkap anggota
ISDV harus keluar dari SI. Akibatnya SI terpecah menjadi SI Merah dan SI
Putih.
|
Faktor perkembangan
|
- Propagandanya
yang sangat menarik.
- Memiliki
pemimpin yang berjiwa kerakyatan.
- Pandai
merebut massa rakyat yang tergabung dalam partai lain.
- Sikapnya
yang tegas terhadap pemerintah kolonial dan kapitalis.
- Di
kalangan rakyat terdapat harapan bahwa PKI bisa menggantikan Ratu Adil.
|
Faktor bubarnya organisasi
|
Dampak buruk lainnya yang
menimpa para pejuang pergerakan di tanah air adalah berupa pengekangan dan
penindasan yang luar biasa dari pemerintah Belanda sehingga sama sekali tidak
punya ruang gerak. Walaupun PKI dinyatakan sebagai partai terlarang tetapi
secara ilegal mereka masih melakukan kegiatan politiknya. Semaun, Darsono,
dan Alimin meneruskan propaganda untuk tetap memperjuangkan aksi revolusioner
di Indonesia.
|
Apakah bersikap kooperatif atau
non-kooperatif dengan Belanda
|
Bersikap non kooperatif
|
Politik, Ekonomi, Budaya, Agama
|
begitu terbentuk, pendirian
anggota ISDV langsung terpecah mengenai tujuan organisasi ,sebagian kecil
anggota menghendaki agar ogranisasi tidak mencanpuri politik dalam negeri hindu
belanda karena prinsip revolusioner dianggap tidak berguna
|
MUHAMMADIAH
|
|
Tujuan
|
Tujuan utama Muhammadiyah adalah
mengembalikan seluruh penyimpangan yang terjadi dalam proses
dakwah. Penyimpangan ini sering menyebabkan ajaran Islam bercampur-baur
dengan kebiasaan di daerah tertentu dengan alasan adaptasi.
|
Faktor perkembangan
|
Tentu saja hal
itu akan mengalami kontra produktif sehingga yang terjadi adalah bukannya kemajuan-kemajuan
sebagaimana diharapkan tetapi kemunduran-kemunduran akibat tidak berkembangnya
pemikiran dalam Muhammadiyah.
|
Faktor bubarnya organisasi
|
bubarnya wadah PPMI (Perserikatan Per- himpunan-Perhimpunan Mahasiswa
Indonesia) menyebabkan Ormas ... Deklarasi tersebut dirumuskan dalam
forum muktamar pertama
|
Apakah bersikap kooperatif atau
non-kooperatif dengan Belanda
|
Bersikap kooperatif
|
Politik, Ekonomi, Budaya, Agama
|
Peran politik Muhammadiyah dapat dipandang dalam tiga perspektif; pertama, kuatnya doktrin agama yang
menyatu dengan segala aspek mengakibatkan pencampuran politik dengan
agama sulit dihindari. Kedua, kondisi bangsa baru yang tengah marak
|
PNI
|
|
Tujuan
|
ujuan PNI adalah mencapai Indonesia merdeka. Untuk
mencapai tujuan tersebut, PNI menggunakan tiga asas yaitu self help (berjuang
dengan usaha sendiri) dan nonmendiancy, sikapnya
terhadap pemerintah juga antipati dan nonkooperasi. Dasar
perjuangannya adalah marhaenisme. Kongres Partai Nasional Indonesia yang
pertama diadakan di Surabaya, tanggal 27 – 30 Mei 1928. Kongres ini
menetapkan beberapa hal berikut.
1. Susunan program yang meliputi:
a. bidang politik untuk mencapai Indonesia merdeka,
b. bidang ekonomi dan sosial untuk memajukan pelajaran nasional.
2. Menetapkan garis perjuangan yang dianut adalah nonkooperasi.
3. Menetapkan garis politik memperbaiki keadaan politik, ekonomi dan sosial
dengan kekuatan sendiri, antara lain dengan mendirikan sekolah-sekolah,
poliklinik-poliklinik, bank nasional, perkumpulan koperasi, dan sebagainya.
|
Faktor perkembangan
|
a. Pergerakan yang ada lemah
sehingga kurang bisa menggerakkan massa.
b. PKI sebagai partai massa telah dilarang.
c. Propagandanya menarik dan mempunyai orator ulung yang bernama Ir. Soekarno
(Bung Karno).
|
Faktor bubarnya organisasi
|
telah menurunkan
semangat pergerakan dan persatuan nasional. Dengan demikian, wadah baru
tersebut akan mengimbangi Partindo, yang kepimpinannya dianggap serupa dengan
kekuatan organisasi tersebut
|
Apakah bersikap kooperatif atau
non-kooperatif dengan Belanda
|
Bersikap nonkooperatif
|
Politik, Ekonomi, Budaya, Agama
|
Usaha
politik ditempuh dengan cara memperkuat rasa kebangsaan, persatuan, dan
kesatuan; memajukan pengetahuan sejarah kebangsaan; mempererat kerja sama
dengan bangsa-bangsa Asia; menumpas segala perintang kemerdekaan dan
kehidupan politik. Usaha ekonomi ini dilakukan dengan cara memajukan
perdagangan rakyat, kerajinan atau industri kecil, bank-bank,
sekolah-sekolah, dan terutama koperasi.
|
PPPKI
|
|
Tujuan
|
a. menghindari segala
perselisihan di antara anggota-anggotanya;
b. menyatukan organisasi, arah, serta cara beraksi dalam perjuangan
kemerdekaan Indonesia; dan
c. mengembangkan persatuan kebangsaan Indonesia.
|
Faktor perkembangan
|
pemerintah juga tahu, di samping
dukungan yang kurang kuat, PSI sudah mulai mengancam arah perkembangan PPPKI
dengan hegemoni PNIsebagaimana terbukti dengan rangkaian perang yang di
lakukan atas nama di eropa
|
Faktor bubarnya organisasi
|
a. Masing-masing anggota lebih
mementingkan loyalitas pada masing-masing kelompoknya.
b. Kurangnya kontrol pusat terhadap aktivitas lokal.
c. Perbedaan gaya perjuangan di antara organisasi-organisasi anggota PPKI
tersebut.
|
Apakah bersikap kooperatif atau
non-kooperatif dengan Belanda
|
Bersikap nonkooperatif
|
Politik, Ekonomi, Budaya, Agama
|
Paguyuban
Pasundan merasa perlu untuk turut berkecimpung dalam bidang politik untuk
mencapai tujuan-tujuannya. Untuk itu, sejak tahun 1919, seiring dengan
dibentuknya Volksraad, dilakukan upaya untuk mendudukkan wakilnya
di lembaga tersebut. Selanjutnya dengan surat keputusan nomor 72, tanggal 13 Juni 1919, pemerintah juga
mengesahkan Paguyuban Pasundan sebagai perkumpulan politik.
|